- Isa Guusje Warps Bersinar, Timnas Putri Indonesia Bungkam Kirgistan di Kualifikasi Piala Asia 2026
- Update Piala Presiden 2025: Grup Seru, Jadwal Dimajukan, dan Hadiah Fantastis Bernilai Rp11 Miliar
- Pesawat Batik Air PK LDJ Mendarat Miring di Soetta, Viral Gegara Angin Kencang
- Squid Game Season 3 Resmi Tayang, Tuntaskan Perjalanan Gelap Gi-hun
- Kualifikasi MotoGP Belanda: Quartararo Raih Pole Position Ketiga Terbanyak Bersama Yamaha
- Presiden Prabowo Ajak Negara Peserta SPIEF 2025 Perkuat Kolaborasi Demi Kemakmuran Bersama
- PT Pertamina International Shipping Siapkan Jalur Alternatif Antisipasi Konflik Iran-Israel
- Pemerintah Pastikan Relokasi Aman bagi Korban Likuifaksi Purwakarta, Proses Pemulihan Dipercepat
- Mulai Juli 2025, Sri Mulyani Akan Pajaki Pedagang Online 0,5 Persen
- Zohran Mamdani Menang Pemilihan Pendahuluan, Siap Jadi Wali Kota Muslim Pertama New York
Nyanyikan Anti Putin, Personel Pussy Riot Dibui

Keterangan Gambar : Pussy Riot
Rusia - Pengadilan Rusia memvonis penjara dua tahun personel band Pussy Riot karena menyanyikan lagu anti Presiden Vladimir Putin.
Pengadilan menetapkan tiga anggota band itu bersalah melakukan 'hooliganisme' dengan motivasi agama.
Hakim Marina Syrova mengatakan para anggota band "secara berhati-hati merencanakan" nyanyian mereka tanggal 21 Februari lalu di dalam katedral di Moskow. "Tolokonnikova, Alyokhina dan Samutsevich melakukan "hooliganisme" -- dengan kata lain pelanggaran berat ketertiban umum," kata Syrova.
"Pengadilan menyatakan mereka bersalah. Pengadilan meraih putusan berdasarkan kesaksian terdakwa sendiri dan bukti lain," tambahnya.
Jaksa menuntut hukuman tiga tahun penjara atas tiga anggota band itu.
Para pendukung band itu melakukan protes di sejumlah tempat di Moskow. Keamanan ketat pun diterapkan dan sejumlah jalan ditutup.
Pussy Riot mengecam kasus tersebut yang mereka katakan diorganisir Putin.
Buat Marah Gereja
Sejumah selebriti termasuk bintang pop Amerika, Madonna, menyerukan agar mereka dibebaskan.
Ketiga anggota band itu mengatakan "doa punk" mereka adalah tindak politik untuk memprotes gereja ortodoks Rusia yang mendukung Presiden Putin.
Dalam penampilan seronok mereka di dekat altar mereka meminta Bunda Maria untuk "menggeser Putin".
Nyanyian mereka membuat marah gereja Ortodoks dan ketua gereka Kirill menyebutkan penampilan itu sama saja dengan penghujatan agama. Namun sejumlah warga Rusia menganggap kasus itu sebagai upaya pemerintah membungkam kritikan.
