- Kapadze Masuk Bursa Pelatih Timnas Indonesia: Eks Kapten Georgia Dinilai Punya Visi Jelas
- Sumardji Tegaskan PSSI Sudah Kantongi 5 Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- Timnas Indonesia U-22 Kalah 1–3 dari Mali, Pelatih Soroti Penurunan Fokus
- GKR Timoer Tegaskan Pakubuwono XIV Purbaya Resmi Menjabat Raja Keraton Surakarta
- Timnas Indonesia U-22 Siap Hadapi Tantangan Berat dari Mali dalam Laga Uji Coba Jelang SEA Games 202
- Perjalanan Kiandra Ramadhipa, Pembalap Muda Sleman yang Berhasil Menaklukkan Sirkuit Barcelona
- Pramono Optimistis Kegiatan Belajar di SMAN 72 Pulih dan Normal Pekan Depan
- Mhs Fasilkom UPN Jatim Dukung Transformasi Digital UMKM Arara Art melalui Program Bridgepreneur
- Tim UPN Jatim Serahkan Satu Unit Mesin Huller Inovasi Pengolahan Beras Sehat kepada Desa Bendosewu
- Perkembangan Terbaru Kasus Ledakan SMA Negeri 72 Jakarta
Kemunculan Strawberry Moon yang Memukau Langit, Kapan Akan Terulang?

Fenomena Bulan Stroberi Hiasi Langit: Simbol Tradisi dan Spiritualitas
Zona Today - Perbincangan hangat soal "Strawberry Moon" atau Bulan Stroberi kembali mencuat seiring dengan kemunculannya yang diprediksi terjadi pada Rabu malam, 11 Juni 2025. Fenomena ini bukan hanya indah secara visual, tetapi juga kaya akan makna budaya dan spiritual.
Bulan Stroberi merupakan nama yang diberikan untuk bulan purnama di bulan Juni, berdasarkan tradisi penduduk asli Amerika Utara. Nama ini berkaitan dengan waktu panen stroberi dan telah diwariskan secara turun-temurun. Sejumlah nama lain seperti Hunter's Moon dan Sturgeon Moon juga memiliki akar budaya yang dalam dan berasal dari publikasi legendaris The Old Farmer's Almanac yang sudah terbit sejak 1792.
- Terungkap! Jam Tangan Mewah untuk Timnas Bukan dari Uang Negara (APBN)0
- Kloter Pertama Jemaah Haji 2025 Tiba, Ini Persiapan Bandara Soekarno-Hatta0
- Apple Siapkan iOS 26 dengan Desain Baru dan Fitur AI Canggih0
- PT Gag Nikel Apresiasi Kebijakan Menteri LHK, Pastikan Tidak Bekerja di Wilayah Geopark Raja Ampat0
- Ustaz Yahya Waloni Meninggal Dunia Saat Menyampaikan Khotbah Jumat: Profil dan Kiprahnya0
Meski tidak benar-benar berwarna merah muda atau menyerupai stroberi, posisi rendah Bulan saat berada di cakrawala menyebabkan cahayanya tampak kemerahan atau jingga, terutama ketika atmosfer Bumi memfilter cahaya biru.
Fenomena ini tergolong langka, terakhir kali terjadi pada 2006 dan diperkirakan baru akan muncul lagi pada 2043. Di Indonesia, bulan purnama akan mencapai puncaknya pada pukul 14.45 WIB—namun lebih mudah diamati saat malam hari pada 10 atau 11 Juni, terutama di area bebas polusi cahaya.
Selain keindahan astronomisnya, Bulan Stroberi juga sarat makna simbolik. Dalam astrologi, purnama kali ini berada di bawah zodiak Sagitarius—tanda yang lekat dengan petualangan, idealisme, dan pencarian kebenaran. Banyak praktisi spiritual menjadikannya momen untuk refleksi diri, pelepasan energi negatif, dan memperbarui niat hidup.
Beberapa budaya juga menyebut purnama ini sebagai Honey Moon (bulan madu), merujuk pada panen madu di akhir Juni. Di Eropa dan budaya lain, nama-nama alternatif seperti Birth Moon, Egg Laying Moon, dan Hatching Moon mencerminkan tema kesuburan dan kehidupan baru.
Menyaksikan fenomena ini tak hanya memberi pengalaman langka, tapi juga menjadi pengingat akan hubungan manusia dengan semesta dan tradisi yang melekat erat pada alam.
Hashtag: #StrawberryMoon2025 #FenomenaLangit #BulanPurnamaJuni #BulanStroberi #SagittariusMoon #SpiritualitasAlam #TradisiAstronomi #ZodiakLangit #ZonaSkyWatch #zonaToday











